Jumat, 07 Mei 2010

Suplemen Hati

 KEAGUNGAN SHALAT
Shalat adalah tiang agama. Pernah anda mendengar kalimat tersebut? Memang benar ibarat sebuah rumah shalat itu menjadi penyangga, rumah tanpa dia rumah tidak bisa berdiri. Begitu juga dengan iman, shalat merupakan tiang penyangga yang paling penting. Karna shalat adalah ibadah yang pertama kali dihisab (dimintai pertanggungjawaban) di Padang Mahsyar.
Setan selalu menggoda manusia dalam shalatnya agar hati dan pikirannya untuk memikirkan hal-hal yang bersifat keduniawian sehingga memalingkannya dari mengingat Allah swt dan akhirnya shlatanya menjadi tidak khusyuk.

 TINGKATAN MANUSIA DALAM SHALAT
Manusia dalam hal shalat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:
Pertama: ini adalah tingkatan yang paling rendah dalam shalat, yaitu dalam menjalankan shalat orang itu menjalaninya dengan terpaksa. Biasanya dalam wudhu, waktu shalat, dan rukun-rukunya tidak lengkap.
Kedua: tingkatan orang yang menjaga shalat dari wudhunya, waktunya yang tidak mepet, dan rukun-rukun dalam shalatnya. Akan tetapi kurang dalam berkonsentrasi untuk sungguh-sungguh menegakkan shalat.
Ketiga: adalah tingkatan orang yang menjaga kekhusyukan shalatnya. Meskipun demikian dalam tingkatan ini orang tersebut akan sibuk untuk berkonsentrasi dalam shalatnya supaya tidak dicuri oleh setan yang terkutuk.
Keempat: ini merupakan tingkatan yang mendekati sempurna seperti pada tingkatan sebelumnya (ketiga). Orang pada tingkatan ini semua keinginannya dicurahkan dalam shalatnya. Hatinya telah tenggelam dalam menjaga dan menjalankan shalat.
Kelima: semoga kita mampu berada di tingkatan ini, yaitu tingakatan yang sempurna. Orang yang mendirikan shalat seperti di atas, akan tetapi hatinya sepenuhnya diletakkan kepada sang Pencipta Allah swt. Karena seakan-akan dia bertemu dengan Allah. Tidak terlintas di hatinya perasaan was-was dan mempersembahkan jiwa dan raganya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.

 KEUTAMAAN DZIKIR
Ada sebuah lagu yang sering kita dengar tapi sangat jarang kita untuk memaknai lagu itu. Sebuah lirik yang jika kita dengan sungguh-sungguh mendengarnya, maka kita dapat memetik makna yang terkandung di dalamnya. Tentunya hidup kita akan selalu terasa indah. Masih ingatkah Anda dengan lagu “Obat Hati” yang dinyanyikan Opick?
Kalau Anda pernah dengar dan masih ingat Anda pasti menemukan salah satu suplemen untuk hati kita yaitu dengan memperbanyak dzikir.
Dzikir adalah sarana yang paling mudah untuk dapat mendekatkan diri dengan sang pencipta. Ada sebuah kalimat yang menyatakan bahwa majlis-majlis dzikir adalah majlis malaikat. Di sini maksudnya adalah bahwa oaring-orang yang melakukan perkumpulan untuk berdzikir kepada Allah swt. Di situ malaikat akan ikut berkumpul juga. Jadi siapa yang tidak mau berkumpul dengan para malaikat satu-satunya makhluk Allah swt. yang diciptakan untuk selalu patuh pada Allah swt. Dan tak memiliki nafsu untuk berbuat tercela. Sesungguhnya dzikir mempunyai keistimewaan dari amalan-amalan lainnya.

 ALLAH MAHA PEMBERI RIZKI
Sering kita mengeluh dengan rizki yang kita dapat. Selalu saja manusia merasa kurang dengan rizki yang telah dia peroleh. Padahal Allah swt. telah menjamin rizki dan segala kenikmatan setiap umat manusia di dunia selama ajal belum menjemput.
Coba kita perhatikan bagaimana dengan janin di perut sang ibu. Akan datang padanya makanan berupa darah dari satu jalan yaitu pusar. Ketika sang bayi keluar dari rahim maka terputuslah jalan itu (melalui pusar) dan tentunya akan dibukakan jalan makanan yang lain yaitu air susu yang bersih dan mudah diminum. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Apabila waktu menyusui sudah sempurna dan terputuslah jalan itu dengan disapih, maka Allah swt. Akan membuka jalan yang lebih sempurna, yaitu dengan dua makanan dan dua minuman. Kedua makanan itu dari binatang dan tumbuhan. Juga kedua minuman itu dari air bersih dan susu yang segar. Dari keduanya dapat diambil manfaat dan kelezatannya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Jika manusia itu telah meninggal maka terputuslah jalan itu. Akan tetapi, Allah swt akan membukakan jalan bagi orang-orang yang beriman, yaitu jalan menuju pintu-pintu surga yang akan bisa masuk sesuka hatinya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Demikian Allah swt. Memberikan jalan yang mudah dan rizki yang berlimpah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin. Sesungguhnya Allah swt. Tidak akan ridho dari sesuatu yang rendah lagi hina kepada hamba-Nya.
Apabila Allah swt. Mencegah sesuatu melainkan Dia akan memberikan sesuatu yang lebih tepat. Allah swt. Tidak akan menguji kecuali untuk mencegahnya dari kejelekan dan musibah. Allah swt tidak pula memberikan cobaan kecuali untuk membersihkan hamba-Nya dari perbuatan hina. Sesungguhnya Allah tidak akan mematikan makhluknya kecuali untuk dihidupkan kembali. Dan satu lagi kekuatan dari nikmat yang Allah berikan adalah Allah swt tidak akan menciptakan kehidupan ini kecuali untuk mempersiapkan hamba-hamba-Nya menghadap kepada-Nya dan berjalan pada jalan yang mengantarkan kepada-Nya. Seperti dalam firman-Nya:
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”(Al-Furqan:62)

 KENIKMATAN ALLAH KEPADA HAMBANYA
Pernahkah Anda menghitung kenikmatan yang telah Allah berikan kepada Anda? Coba sekarang mulailah Anda mencatat daftar kenikmatan di dunia ini yang telah Anda rasakan. Siapa diantara kalian yang bisa menentukan jumlah kenikmatan yang telah Allah limpakan pada kalian.
Apa yang akan Anda lakukan jika musibah atau sakit menyerang Anda? Mengeluhkah? Menangiskah? Atau meratapi sakit yang Anda derita saat ini. Coba ingatlah orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, dan tidak ada seorangpun yang membantunya. Jika Anda yang mengalami hal demikian masihkah Anda tetap mengeluh dan menangis kesakitan? Sementara keluarga dan teman-teman Anda masih banyak yang peduli yang bersedia menjenguk serta menghibur Anda.
Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?
Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat. Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar dan kemudian syukurilah!
Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan kenikmatan kepada hamba-Nya di dunia ini, melainkan untuk dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Sudah seharusnya orang yang diberi nikmat untuk menyempurnakan dan menggunakan kenikmatannya dengan beramal yang ikhlas dan hanya mengharap ridho-Nya.

 UJIAN DENGAN KENIKMATAN DAN COBAAN
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (At-Taghabun: 14)
Kadang-kadang istri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama. Mengapa demikian?
Yang dimaksud musuh dalam ayat di atas bukanlah atas dasar kebencian dan pertentangan, akan tetapi yang dimaksud adalah dalam bentuk kecintaan yang amat angat kepada anak atau istri mereka sehingga dapat mengahalang-halangi seorang bapak atau suami untuk berhijrah, jihad, belajar ilmu, atau hal lain yang berurusan dengan agam dan amalan-amalan kebaikan tentunya demi menyempurnakan akidahnya di jalan Allah swt.
Dari uraian di atas tentunya anda dan saya dapat memetik sebuah hikmah bahwa kenikmatan yang Allah berikan itu bisa saja menjadi ujian buat kita. Tidak hanya hal-hal yang buruk saja seperti musibah, sakit, lilitan hutang, atau cobaan lain yang menjadi ujian dalam hidup kita. Keduanya antara kenikmatan dan cobaan merupakan ujian yang Allah swt. berikan agar saya dan tentunya anda dapat bersabar dan ikhlas dalam menjalani hidup ini.

 PERASAAN TAKUT PADA ALLAH
SEBAGAI BEKAL SEBELUM MENINGGAL
Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah mata seseorang meneteskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir di pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan. Apabila seseorang pada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan dirahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tak mempunyai kadar dan batasan kecuali air mata, sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka.”
Allah swt. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakanHai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (At-Tahrim: 6-8).
Mengapa manusia tidak menangis untuk menebus diri dari siksa neraka, padahal maut senantiasa mengintainya, kuburan akan menjadi tempat tinggalnya dan Hari Kiamat pemberhentiannya. Di saat itu para pengawasnya adalah malaikat, Sang Hakim adalah zat yang mahamemaksa, neraka adalah penjaranya dana Zabaniah sebagai penjaganya. Dan bagaimana mungkin ia akan sanggup menahannya, padahal terhadap sengatan matahari mereka tak tahan?
Dalam musnad Imam Ahmad pada hadits Abu Umamah disebutkan, Rasulullah saw barsabda: “Pada hari Kiamat matahari mendekat sampai kira-kira satu mil, panasnya kian bertambah, membakar kepala seperti menggodok periuk, pada saat itu manusia mengucurkan keringat sepadan dengan dosa yang diperbuat. Di antara mereka ada yang berkeringat sampai mata kakinya, ada yang mencapai siku tangannya, ada yang berkeringat sampai pusarnya dans ebagian yang lain ada yang tenggelam dalam keringatnya.”
Apabila kadar matahari sedemikian panasnya, maka bagaimana dengan panas api neraka? Dan jilau panas api dunia sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw.: satu bagian dari 70 bagian panas api Jahannam. “Ya… Allah, jauhkanlah kami dari sengatan api neraka, dan masukkanlah kami ke dalam surga-Mu, tempat yang nyaman dengan rahmat-Mu.”
Diriwayatkan bahwa seorang kakek melihat bocah kecil yang sedang berwudhu di tepi sebuah sungai, sedang menangis. Si kakek bertanya, “Hai bocah kenapa kamu menangis?” Bocah itu menjawab, “Wahai paman, ketika aku membaca Al-Qur’an kemudian aku sampai pada firman Allah swt:
“Wahai manusia, jauhkanla dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim: 6). Timbullah ketakutanku akan dicampakkan ke dalam neraka.”
Lalu si kakek berkata, “Wahai bocah kecil, janganlah engkau takut, kau tidak akan dicampakkan ke dalam neraka, sebab kamu belum baligh, kau tidak layak dimasukkan ke dalam neraka.”
Kemudian si bocah itu berkata, “Wahai pak tua, engkaukan berakal, apakah engkau tidak tahu bahwa jika seseorang ingin menyalakan api ia memasukkan kayu bakar yangkecil dahulu baru kemudian ia akan memasukkan kayu yang lebih besar.”
Menangislah si kakek seraya berkata, “Sesungguhnya bocah kecil itu lebih takut pada neraka disbanding aku.”



 BAHAYANYA SU’UL KHATIMAH
Berkata Abdul Haq Al-Isybily dalam riwayatnya: Ada seorang laki-laki di Mesir selalu pergi ke masjid untuk adzan dan shalat berjama’ah bahkan ia pun bagus ketaatannya kepada Allah swt. Dan selalu melakukan berbagai macam peribadahan. Suatu hari ia naik ke menara masjid untuk adzan seperti biasa. Tetapi di bawah menara (di sebelah masjid) ada rumah milik orang Nasrani. Maka ia pun melihat ke dalam rumah tersebut, sehingga nampaklah anak perempuan pemilik rumah itu. Lalu ia tergiur dengan wanita itu dan masuk ke rumah orang Nasrani.
Perempuan tadi berkata kepadanya: “Apa yang kamu inginkan?” lelaki itu berkata: “Saya ingin kamu.” Perempuan itu bertanya: “Mengapa demikian?” sang lelaki menjawab: “Engkau telah membuat hatiku jatuh cinta padamu, dan engkau telah mengambil isi hatiku.” Perempuan Nasrani itu berkata: “Engkau adalah orang Muslim sedangkan saya orang Nasrani dan bapakku tentu tidak akan menikahkanku denganmu.” Lelaki itu menjawab: “Saya akan menjadi orang Nasrani.” Perempuan itu tersenyum seraya berkata: “Jika demikian saya akan menikah denganmu.”
Akhirnya lelaki yang dulu taat itu menjadi orang Nasrani untuk menikahinya dan tinggal bersamanya di rumahnya. Suatu ketika lelaki tersebut naik ke atap rumah dan ia terjatuh akhirnya dia meninggal, tak bisa diselamatkan dan hilanglah agamanya. Kita berlindung kepada Allah dari akibat buruk dan kesudahan yang jelek.
Semoga saya dan anda dapat mengambil hikmah dari kisah di atas, dan terhindar dari Su’ul Khatimah (kematian yang jelek). Hendaknya seseorang takut terhadap dosa-dosanya yang akan membuatnya hina ketika ajal menjemput. Sesungguhnya Su’ul Khatimah tidak akan terjadi bagi orang-orang yang istiqomah (tetap di jalan Allah swt.) lahiriahnya dan batiniahnya.

 DAMPAK KEMAKSIATAN
Maksiat merupakan perbuatan yang sangat buruk dan mempunyai dampak yang buruk serta membahayakan bagi jiwa dan raga manusia baik di dunia maupun di akhirat. Dampak tersebut dia antaranya adalah:
a. Mencegah pemahaman manusia untuk menyerap ilmu. Sesungguhnya hati adalah cahaya yang Allah berikan dalam jiwa manusia, dan maksiat mematikan cahaya itu.
b. Menimbulkan rasa takut dan tidak dapat merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah swt.
Rasa takut itu akan menjalar antara dia dengan orang di sekelilingnya. Maksudnya dia akan resah bila berada dekat dengan orang-orang yang berbuat baik kepadanya.
c. Mempersulit urusan-urusannya. Orang yang bertakwa kepada Allah maka dia akan dipermudah urusannya demikian sebaliknya. Coba anda pikirkan bagaimana mungkin seorang hamba akan mendapatkan pintu kebaikan dan kemudahan, sedangkan hatinya tertutup dan jalan yang dilalui melenceng dari jalan Allah serta ia tidak akan mendapatkan ridho dari Allah swt.
d. Sebuah kemaksiatan akan menanamkan kemaksiatan yang serupa dan melahirkan kemaksiatan yang lain. Seperti yang dialami oleh pengguna narkoba. Awalnya hanya coba-coba karena diberi teman, kemudian merasakan betapa nikmatnya narkoba dan ia harus membeli untuk mendapatkan barang haram itu. Jika ia kehabisan uang untuk membelinya maka ia akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkannyatermasuk menghalalkan segala cara bisa dengan mencuri, merampok, serta ada yang tega sampai membunuh.
e.
 PEMBAGIAN HATI
Setiap manusia mempunyai qolbu yang berbeda-beda. Adapaun kondisi hati dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Hati yang kosong dari iman dan semua kebaikan. Hati yang demikian adalah hati yang gelap, setan telah bersarang di hatinya untuk senantiasa memberikan keragu-raguan. Orang yang memiliki hati seperti ini, biasanya suka berbuat sesuka hatinya tidak memikirkan orang lain, dan setan akan senang bermukim di hatinya.
b. Hati yang telah disinari dengan sinar iman dan dinyalakan oleh cahaya kebaikan, akan tetapi masih disarangi hawa nafsu. Setan di dalamnya kadang datang dan kadang pergi sesuai dengan kondisi imannya. Maka seringkali terjadi peperangan antara nafsu dan iman keduanya daling bergantian, kadang kalah dan kadang menang.
c. Hati yang dipenuhi dengan iman dan selalu disinari dengan cahaya iman. Hatinya terjauh dari dinding syahwat, kegelapan lenyap darinya, cahaya dalam jiwanya selalu muncul. Oleh karena itu, sinar cahayanya sebagai penyelamat, seandainya bisikan setan mendekati pasti akan terbakar.
Hati seorang mukmin adalah tempat tumbuhnya ilmu dan ketauhidan, iman yang dijaga, serta dipelihara dari tipudaya musuh, yaitu syaiton nirojim.
Dalam hal ini dapat dimisalkan dengan dengan penngandaian yang bagus bagaikan tiga rumah:
a. Rumah milik seorang raja yang di dalamnya terdapat kumpulan harta, simpanan-simpanan, dan permata-permata.
b. Rumah yang dimiliki seorang hamba yang di dalamnya terdapat kumpulan hartanya, simpanan-simpanannnya dan permata-permata.
c. Rumah yang kosong dari penjaganya. Maka masuklah pencuri sebagian darinya. Rumah yang mana yang akan dicurinya?
Jika anda mengatakan bahwa rumah yang kosong adaah tempat tinggal, maka rumah yang kosong itu tidak ada sesuatu yang dicuri. Mencuri di rumah raja adalah sesuatu yang mustahil dilakukan, maka sesungguhnya di sisinya ada penjaga dan pengawal, sehingga pencuri tidak akan mampu mendekatinya, sedangkan bagaimana seorang raja menjaga dirinya sendiri? Dan bagaimana seorang pencri sanggup mendekatinya padahal di sekitarnya ada para penjaga dan tentaranya?
Pencuri tidak akan tinggal kecuali di rumah yang ketiga, yang di sekitarnya hanya ada orang-orang yang lengah. Hendaknya orang yang berakal akan berpikir tentang perumpamaan ini dengan sebenar-benarnya dan hendaknya lebih menjaga dan memelihara hati ini, karena ia adalah tempat timbulnya kehendak dan perbuatannya.
Hati yang kosong dari kebaikan-kebaikan adalah hatinya orang kafir dan munafik. Itu adalah rumah setan, ia tel,ah menjaga dirinya, ia bertempat tinggal di dalamnya bahkan menjadikannya sebagai tempat tinggal dan tempat menetap.
Dan hati yang dipenuhi dengan kemuliaan Allah swt, keagungan, kecintaan, pengawasan, dan malu terhadap-Nya, maka setan yang mana yang berani terhadap hati ini? Jika setan hendak mencuri sesuatu darinya, maka apa yang akan dicuri? Tujuannya untuk memenangkan pada suatu waktu dengan menyambarnya dan merampasnya dengan menipu seorang hamba dan menjadikannya lalai pada Allah karena ia manusia biasa, dan hukum kemanusiaan berjalan sebagaimana biasanya seperti lalai, lupa, dan lengah.



 JAGALAH HATI
Jika hati begitu penting bagi manusia tentunya dalam menentukan keimanan seseorang maka perlu dijaga hati kita dari hal-hal yang merusak hati anda. Ada hal-hal yang dapat merusak hati, berikut ini penjabarannya:
a. Bergelimang dalam samudra angan-angan. Angan-angan adalah lautan yang tidak berpantai. Ia adalah perahu yang dinaiki oleh orang-orang yang bangkrut dunianya. Sesungguhnya angan-angan adalah modal kebangkrutan. Dagangan para pengedarnya adalah janji-janji setan dan khayalan-khayalan yang tidak mungkin terjadi dan diada-adakan. Selamanya ombak angan-angan yang dusta dan khayalan-khayalan yang batil akan bermain-main dalam pikiran orang tersebut.
b. Bergantung kepada selain Allah SWT. Ini merupakan dosa yang paling besar dan termasuk perbuatan syirik.
“Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak tercela dan tidak ditinggalkan Allah.” (Al-Isra’: 22)
Manusia yang paling hina adalah orang yang bergantung kepada selain Allah. Hal ini seperti orang yang berlindung dari panas dan hujan dari rumah laba-laba, padahal itu adalah rumah yang paling lemah. Syirik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu syrik dalam perkataan dan syikir dalam kehendak atau niat. Syirik dalam perkataan misalnya bersumpah kepada selain Allah swt sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari beliau saw bahwasanya ia bersabda:
Barangsiapa bersumpah kepada selain Allah maka telah berbuat syirik. (Hadits ini disahkan oleh Hakim dan Ibnu Hibban). Syirik dalam kehendak dan niat misalnya beramal selain mengharapkan ridho dan pahala Allah swt.

 KENIKMATAN DI SYURGA
Allah swt. berfirman:
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang dari jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah: 111).
Di sini Allah menjadikan jannah (syurga) sebagai harga jiwa orang-orang mukmin dan hartanya yang mana mereka mengorbankannya sehingga berhak untuk mendapatkan harta, yaitu syurga yang indahnya lebih dari sepuluh kali lipat dari dunia dan seisinya. Jika anda sering membaca Al-Qur’an beserta terjemahannya maka anda akan menemukan perumpamaan syurga, diantaranya disebutkan bahwa di syurga tidak ada orang yang sedih, haus dan lapar, dan resah. Karena di syurga adalah tempat yang paling indah dan segala kenikmatan. Ada kenikmatan yang paling utama adalah orang mukmin bisa bertemu dengan tuhannya yaitu Allah swt. Mereka orang yang beriman dapat melihat pemandangan yang paling mulia adalah memandang wajah Allah ‘Azza wa Jalla dan mendengar khutbah-Nya. Dalam hadist disebutkan “Maka mereka tidak menoleh kepada kenikmatan lainnya selama mereka melihat-Nya.”

 JAGALAH LISANMU
Ada pepatah menyebutkan bahwa lidah lebih tajam dari pedang. Karena segala permusuhan dkimulai dari sebuh ucapan yang meluncur dari lidah yang tidak terjaga. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang berakal dan berbudi hendaknya menjaga ucapan dan perbuatan. Selain untuk menjaga kedamaian dalam kehidupan kita, menjaga lisan juga dilakukan agar saya dan anda terhindar dari perkataan yang sia-sia dan tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan dapat meningkatkan keimanan seseorang.
Hal ini dipermpamakan seperti teko yang mengeluarkan isinya. Seseorang ketika berbicara sesungguhnya lisannya mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya, baik itu manis atau pahit, tawar dan atau selainnya, dan ungkapan lisannya akan menerangkan kepadamu rasa yang dicarinya.

 ADAB MENDIDIK ANAK
Diriwayatkan Muslim dalam Shahihnya dari hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Apabila manusia meninggal terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: Sedekah jariyah, ilmu yang berguna, doa anak yang shalih kepada orang tuanya.”
Salah satu amal yang terus mengalir jika anda sudah meninggal adalah doa anak yang sholeh/ah. Untuk mendapatkan anak yang sholeh/ah maka anda perlu memperhatikan kajian sebagai berikut:
a. Hendaknya bayi yang belum berumur tiga bulan jangan sering dibawa-bawa keluar dan berkeliling-keliling karena baru saja keluar dari perut ibunya dan badannya masih lemah.
b. Sebaiknya bayi diberi minum air susu ibu saja, hingga tumbuh giginya. Jika sudah tumbuh giginya, boleh anda memberi makanan tetapi perlu diingat yang mudah untuk dikunyah.
c. Apabila anak anda sudah mulai bias bicara, latihlah untuk mengucapkan “Laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” (tidaka ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah)
d. Berilah nama yang baik, karena sesungguhnya nama member pengaruh terhadap yang diberi nama.
e. Jika anak anda menangis janganlah dicegah, apabila untuk minum susu ketika haus. Sesungguhnya tangisnya akan bermanfaat besar baginya. Tangis bayi bias melatih si bayi menggerakkan anggota badannya, memperluas usus, melapangkan dada, memanaskan otak, menjaga kesehatan, menyebarkan kepekaan insting, dan menggerakkan tabiatnya untuk mencegah dari hal-hal yang berlebihan, serta mencegah urat-syaraf otak menjadi beku.
f. Jauhkan anak dari perkara-perkara yang menakutkannya, seperti suara yang jkeras dan jelek, pemandangan yang mengerikan, dan gerakan yang mengejutkan. Sesungguhnya hal yang demikian itu bisa melemahkan kekuatan otak, sehingga anak menjadi penakut dan sulit untuk menghilangkannya.
g. Hendaknya dijauhkan dari berlebih-lebihan dalam makan, bnerbicara, tidur,dan bergaul bebas dengan orang lain.
h. Hendaknya orang tua menyadarkan keadaan anak dan apa yang harus dipersiapkan baginya. Orang tua harus sadar bahwa anak adalah berasal dari darah dagingnya, maka jika tidak dalam keadaan yang darurat sebaiknya jangan dititipkan kepada orang lain.
i. Kembangkanlah bakat anak sesuai minat dan bakat yang mereka miliki.
j. Tanamkan budi pekerti dan ilmu ketauhidan agar anak menyadari bahwa dia adalah hamba Allah swt dan Allah swt di atas Arsy melihatnya dan mendengar ucapannya dan Allah bersama kita dimanapun kita berada.
 HAKIKAT DUNIA
“Wahai anak Adam, juallah duniamu dengan akhirat pasti kamu akan beruntung keduanya, dan janganlah kamu jual akhirat kamu dengan duniamu pasti kamu akan rugi keduanya.”
Kalimat di atas dimaksudkan kepada kita sekalian untuk lebih berhati-hati dalam mengerjakan segala sesuatu di dunia ini dengan mempertimbangkan akibat serta manfaat yang akan anda peroleh di akhirat kelak.
Sebaiknya anda memikirkan apa yang akan anda peroleh di akhirat nanti ketika anda ingin melakukan sesuatu di dunia ini. Karena sesungguhnya manusia tidak diciptakan sia-sia, dan sesungguhnya bagi kamu ada tempat kembali yang telah Allah persiapkan sesuai amal dan perbuatan anda.
Maka rugi dan celakalah seorang hamba yang Allah telah memutus rahmat-Nya meliputi segala sesuatu dan surge-Nya yang luasnya meliputi langit dan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar