Jumat, 07 Mei 2010

PACAR PERTAMA-KU, KEKASIH SEUMUR HIDUP-KU

SEKETSA CERPEN

Kisah ini berawal dari perjalanan hidup Tyo dalam mencari universitas setelah dia lulus dari sma. Saat itu Tyo berharap bisa diterima di UNS di Fakultas Keguruan dan Ilmu Penduidikan jurusan PGSD. Namun, takdir berkehendak lain dia diterima di UNS namun dijurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (BASTIND).
Tyo mulai jatuh cinta pada salah satu wanita di kampusnya. Namun, karena tidak memiliki keberanian Tyo hanya memendamnya dalam-dalam. Perjalanan cintanya terus berlanjut seolah tanpa pelabuhan. Pada semester berikutnya Tyo lagi-lagi mencintai salah seorang dari temannya lewat acara perpisahan dengan mahasiswa bahasa Inggris. Akan tetapi, untuk kali ini sungguh memilukan karena Tyo ditolah. Hatinya pun hancur. Sejenak dia melupakan kejadian itu untuk fokus kembali kuliah sampai pada akhirnya dia menemukan cinta sjatinya lewat pembutan rekaman tugas kuliah yang sangat berkesan. Tyo mendapatkan pacar pertamanya dan dia berjanji menjadikan pacarnya ini sebagai kekasih untuk seumur hidupnya.
***
Kata temen-temennya, Tyo adalah laki-laki yang selalu ceria dan dia pandai berbicara. Kemampuan mengolah katanya boleh dikatakan mirip dengan reporter radio, pembawa berita atau justru saking sukanya ngomong malah kayak mercon yang suka meledak-ledak saat lebaran tiba, pokoknya sesuai dengan nama depannya, yaitu Heri alias Heboh Sendiri. Selama ada Tyo di situ pasti rame dan bikin semua ketawa terbahak-bahak sampai lupa segalanya, karena selain lucu dari segi fisknya yang gemuk dan imut-imut dia juga pandai sekali bercanda.
Setelah lulus SMA Tyo ingin sekali kuliah di UNS, yang kata orang untuk masuk di kampus itu sulit bangets, harus ngalahin banyak bangets saingan yang IQnya pada selangit. Tapi itu semua bukan masalah bagi Tyo yang sok kepedean abiz. Awalnya sih dia ingin sekali masuk di PGSD, ya kalu lulus Cuma jadi guru SD sih. He..he..he. tapi setelah tes tak disangka ternyata Tyo di terima juga di UNS, tapi tidak di PGSD, karena Tyo malahan diterima di FKIP di jurusan yang namanya boleh dibilang paling panjang dan lebai, yaitu Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah dan anak-anak suka menyingkatnya dengan BASTID. Ya Tyo harus terima takdir itu. Di dalam kelas itu, yang menjadi mayoritas adalah kumpulan anak-anak cewek, karena laki-lakinya Cuma 6 orang doang pada saat itu, sungguh menggambarkan adat feminisme yang sangat kental. Jadi boleh dibilang kalu ada cowok masuk jurusan ini pasti orangnya ganteng-ganteng, karena arjuna-arjunanya emang langka. Kata Dewi temen Tyo cowok-cowok di BASTID itu limited edition. Artinya gak ada duanya dan termasuk orang-orang yang antik dan penuh keunikan.
Dalam kelas itu, banyak banget cewek-cewek cantik baik yang berjilbab, maupun yang berdandan serba mini dan super ketat atau sering dikatakan yukensi pokoknya tumpah ruah di sini, tapi kebanyakan alim-alim kok, karena lebih banyak yang berjilbab dari pada yang tidak.
Pada saat OSMARU ada salah satu cewek yang mampu menarik perhatian dan memalingkan pandangan Tyo. Cewek itu adalah Desi. Desi adalah cewek berjilbab dengan kaca matanya, kulitnya walau kelihatan cuma sedikit tapi bener-bener putih dan halus, dia juga cewek yang bersemangat dan cerdas. Saat masuk pertama kali Tyo duduk di belakang Desi. Tyo terkagum-kagum dengan keanggunan Desi yang kayak putri jawa tulen, belum lagi kalau denger suara Desi yang begitu lembut, tapi jangan salah ternyata Desi galak juga kok. Sebenernya Desi adalah salah satu cewek yang cukup susah untuk dideketin, apalagi sama cowok yang nggak disenengin pasti bawaannya jutek muluk. Suatu hari, saat ujian semester genap berakhir Tyo mencoba mengajak Desi untuk jalan-jalan, ya niatnya cuma bercanda sih. Tapi entah ditanggepin atau ndak Tyo mengajak Desi.
“Des gimana kalo abiz ujian gini kita jalan-jalan. Ya kemana kek buat refersing”
“boleh juga tu Yo ? tapi aku lagi gak punya uang ni alias lagi bokek”
“ya kalo itu mah gak jauh beda dengan aku Des. He..he..he…”
“ya kapan-kapan kita atur lagi duweh acaranya, makasih ya…”. “ya sama-sama”
Setelah berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan Tyo mencoba mendekati Desi, namun ternyata seolah 1001 jurus maut Tyo untuk menaklukan hati Desi hasilnya nihil, karena Tyo tidak mempunyai kebernian untuk mengutarakan perasaan cintanya kepada Desi. Tyo sama Desi sebenarnya rumayan deket. Tapi kalu dilihat-lihat malah kayak temen tempat curhart gitu, karena setiap ada masalah pasti Desi selalu curhat sama Tyo.
***
Tyo dan temen-temen cowoknya yaitu Adit, adhi, Fajar, Anto, Riga dan Feri sehabis kuliah ataupun waktu istirahat seperti biasa mereka duduk-duduk dan tidur-tiduran di masjid sambil ngobrol-ngobrol seru bagets sampai terkadang lupa waktu, maklum lah cowok yang ada cuma itu, jadi kelihatan solit bangets. Bahan yang mereka obrolkan tentu saja tak jauh dari makhluk indah ciptaan Tuhan yang satu itu, yakni cewek-cewek BASTIND. Ya mereka kalau sudah di masjid itu pasti mereka asyik banget ngobrol, kebetulan tempatnya emang bener-bener sejuk dan pokoknya mantap bangets buat ngobrol sambil tidur-tiduran untuk melepas penat sehabis memeras otak saat kuliah. Sambil tiduran tanpa memandang siapapun tiba-tiba Tyo nyeletuk melontarkan pertanyaan buat Fajar yang membuat tubuhnya terdiam, kaku dan tak bergerak, seolah jantungnya sejenak berhenti.
“ ngomong-ngomong sekarang lagi deket ama siapa Jar?”
Belum sempat menjawab Tyo pun kembali nyeletuk
“ sama Rini ya?” trus gimana udah di utarakan belum perasaannya buat mbak Rini tercinta?” he..he..he..
Kemudian adit yang ceriwis bangets tiba-tiba ikut-ikutan nyeletuk “iya Yo skarang Fajar udah agak jarang ama kita, dia lebih suka ngejar-ngejar Rini dari pada kumpul-kumpul sama kita”
“ ya maklum lah Dit namanya juga lagi jatuh cinta. Dunia hanya milik berdua.”
Tak disangka Tyo mengalihkan pembicaraan ke Adhi “Lha kalau kamu gimana Dhi? Adhi yang ndak tau apa-apa sontak seketika diam sejenak menghelak nafas panjang. Adhit lagi-lagi menambahkan dengan gayanya yang kayak anak kecil lagi godain adiknya. “sekarang lagi deket sama siapa ni?”
Sambil tersenyum simpul Adhi menjawab “ya ada deh…, rahasia he..he..”
“lha kamu sendiri lagi ngedeketin siapa Yo?” tak disangka- sangka tyo ternyata mendapatkan giliran juga. Dengan suara yang gaguk, gagap dan malu-malu akhirnya Tyo pun menjawabnya juga.
“ya jujur ni aku lagi nyoba ngedeketin Desi, dia cantik sih, tapi dingin bangets kayak es..”
tiba-tiba adhit nyeletuk lagi. “ kalau Kanthi gimana Her?”
“lho kok Kanthi sih emang aku kelihatan lagi ngejar-ngejar dia ya?”
Karena tersipu malu Tyo pun mencoba mengalihkan pembicaraan dengan seketika. “eh temen-temen kayaknya udah mulai kuliah lagi tu, lagian ni juga udah jam sebelas ni.” Seolah belum puas dengan jawaban Tyo, Adhit terus mengejar dengan berkata “jawab dulu dong Yo, bener apa ndak?”
“ya lain kali aja pasti aku ceritain, ayo kita kuliah dulu” dosennya galak lho…”
***
Kanthi adalah gadis yang berasal dari Kebumen dia manis, namun agak sedikit gemuk. Awalnya Tyo tidak begitu kenal ama cewek ini apalagi sampai suka, cewek ini dikenal Tyo saat Tyo mau mengadakan acara pengakrapan bersama anak-anak bahasa Inggris, kebetulan kating (ketua tingkat) dari bahasa Inggris adalah teman satu kos Kanthi, jadi Tyo berkerjasama dengan Kanthi untuk mengefikskan acara itu. karena sering bersama, Tyo pun lama-lama dan diam-diam jatuh cinta ama Kanthi. Tyo makin hari makin perhatian sama Kanthi. Setiap Kanthi mau pulang kampung Tyo selalu nyempet-nyempetin untuk nelpun Kanthi dengan berbagai alasan yang dibuat-buatnya, ya terkadang cuma sekedar ngucapin semoga slamet sampai tujuan dan lekas ketemu sama bapak dan ibuk, dan bahkan terkadang hanya mengucapkan “hati-hati di jalan ya!”
***
Suatu ketika saat kumpul-kumpul seperti biasa di masjid, Tyo curhat dan mengutarakan isi hatinya kepada teman-temannya kalau dia sangat mencintai Kanthi dan ingin menjadi pacarnya Kanthi.
Seperti biasa Adhit lagi-lagi nyeletuk duluan “bener Yo kamu suka ama Kanthi? Bener gak nyesel?”
“emang kenapa Dit aku gak pantes dan gak ada harapan ya?
“he..he..he..” Anto temen satu kelompok Kanthi tertawa sambil senyum-senyum melihatku.
“emang kenapa Tok, aku gak pantes dan cuma malu-maluin ya?” “enggak Yo, kita pasti dukung kamu kok..” ntar pokoknya tak bantuin dweh”
tapi tetep saja Anto memandangku seolah meremehkanku dan terus menyindirku.
Setelah sekian lama Tyo menyembunyikan perasaannya, Tyo akhirnya memutuskan untuk mengutarakan isi hatinya kepada Kanthi walopun cuma lewat sms dan Kanthi sedang berada di Kebumen. Kan Tyo paling gak berani ngutarain isi hatinya di depan cewek.
“Thi aku boleh ngomong sesuatu nggak ama kamu?, tapi kamu jangan marah ya!”
“ya tentu boleh lah…”
“Thi aku sebenere udah lama tertarik dan sayang ama kamu”
“sayang yang gimana maksudmu Yo?”
“ya aku sayang ama kamu sejak semester II dan aku pengen kamu mau jadi pacarku” seolah tersentak dengan ucapan Tyo lewat sms itu, Kanthi pun sejenak menghentikan smsnya dan seolah berpikir untuk memutuskan urusan Negara yang sangat beribet. Setelah beberapa saat menunggu dengan berharap-harap cemas akhirnya Hp Tyo yang menggunakan nada dering RnB berbunyi pertanda ada sms yang masuk. Tyo pun segera berlari menghampiri HPnya seolah mendapatkan anugerah yang sangat luar biasa. Tapi tak disangka ternyata diluar dugaan…
“ tapi maaf yo?”
“maaf kenapa Thi?”
“sebenere aku juga sayang ama kamu, tapi sebagai temen ndak lebih. Aku suka sama kamu karena kamu pandai banget ngomong di depan orang banyak, aku simpati sama kamu Yo. Tapi aku nggak bisa jadi pacar kamu.”
“emang kenapa kamu gak mau jadi pacar aku? Aku gak pantes ya buat kamu?”
“ bukan itu Yo, maaf bangets yo aku udah ada yang punya. Jadi aku nggak bisa.”
“ ya udah deh, makasih ya udah mau nemenin smsan selama ini, makasih bangets atas jawabannya, tapi kamu masih mau kan temenan sama aku? Dan aku juga masih boleh kan sms kamu?”
“ya tentu boleh lah, kamu kan temen aku?”
Sejenak Tyo terdiam, dan tak disangka tetes demi tetes air mata mengalir dari matanya, hatinya memeng hancur, tapi setidaknya itu membuat Tyo agak sedikit lega. Yang jelas Tyo masih penasaran ama cowok yang jadi pacar Kanthi saat itu.
***
Setelah beberapa hari Tyo menyembunyikan kejadian yang mungkin bagi cowok cukup memalukan itu sendirian, akhirnya setelah beberapa hari berlalu Tyo tidak tahan dan Tyo mencoba mengutarakan semua isi hatinya kepada teman-temannya. Kebetulan sore itu, seperti biasa Tyo dan teman-temannya berkumpul di masjid untuk ngobrol-ngobrol sambil menunggu meredanya terik matahari yang saat itu begitu menyengat kota Solo. Ya setidaknya saat pulang nanti matahari sudah condong ke barat, bersembunyi dibalik gunung, merubah cahaya surya menjadi merona kemerah-merahan meninggalkan siang menuju senja dan berujung pada kegelapan malam.
Sore itu suasana sangat santai dan penuh sendau gurau, jauh dari suasana hati Tyo yang begitu memilukan yang menyesak didada. Di tengah suasana yang penuh canda tawa, tiba-tiba rona wajah Tyo berubah seketika, wajahnya menunduk seperti orang kehilangan semangat karena punya penyakit kronis yang tak bisa disembuhkan lagi. Secara cepat Adhit pun mencoba menanyakan keadaan itu kepada Tyo.
“ada apa Yo? Kok kayaknya hidupmu berat bangets, seolah dunia mau runtuh aja.”
“gak ada apa-apa kok Dhit” Tyo mencoba menyembunyikan.
“pasti masalah cewek… nyantai aja sob, ceritain aja pada kita siapa tau kita biasa bantu.”
“iya ni Dhit, aku kemaren ngutarain perasaanku ke Kanthi kalau aku sayang bangets sama dia dan ingin jadi pacarnya, ya walau cuma lewat sms sih”
“trus jawabannya gioamana Yo?” teman-teman sontak bertanya serentak dengan penuh antusias seperti ledakan bom molotof saat tawuran mahasiswa.
“pada sabar dikit napa. Mau tau jawabannya? Jawabannya…. Aku ditolak sama Kanthi, katanya dia udah ada yang punya.”
Namun pernyataan dari Tyo itu tidak ditanggapi secara serius oleh salah satu tenmannya. Bukannya ikut sedih tapi Anto temen satu kelompok Kanthi dan juga temen curhat Tyo malah senyum-senyum seolah ingin meledek dan ngajak bercanda di tengah kegentingan itu. Kelihatan sekali ada sesuatu yang Anto sembunyikan. Tyo pun ingin mencari tahu apa yang Anto sembunyiin selama ini.
“emang ada apa sih Tok? Kok kamu malah senyum-senyum gitu, emang kisahku kurang memilukan ya?”
Teman-teman Tyo tiba-tiba diam menunduk sesaat seolah merenungkan sesuatu, namun tak disangka setelah beberapa saat mereka serentak mengangkat wajahnya dan tertawa terbahak-bahak sambil berkata “kasihan bangets sih kamu Yo. Kanthi Itu udah punya pacar lagi.” “O ternyata kalian udah pada tahu ya kalo kanthi itu sudah punya pacar, kok kalian diem aja sih? Kalian pengen aku dipermaluiin ya? Puas kalian, kalian kok tega bangets ama temen sendiri.” Tyo marah-marah dan agak sedikit emosi.
Anto dengan gaya bicaranya yang berbelit-belit mencoba menjelaskannya
“Bukannya gitu Yo, kirain kamu juga udah tahu siapa pacarnya Kanthi.”
“emang pacarnya siapa sih?” bikin penasaran aja.” Tyo bertanya dengan menggebu-gebu.
“tu kan kamu nggak up date, pacarnya Kanthi itu kakak tingkat kita, itu lho yang pakai kaca mata dan super jenius, siapa lagi kalau bukan mas Arif”
“Ha… mas Arif, kalau dia yang jadi sainganku, udah aku nyerah aja deh, bakalan berat kalo aku harus saingan sama profesor.”
“Pantesan tiap kali aku bahas cewek yang satu itu kalian pada senyum-senyum yang bikin aku bertanya-tanya penasaran.”
Karena mungkin Tyo malu dia pun segera beranjak dari tempat di mana dia duduk. “ ya udah deh, yuk kita pulang, lagian juga sudah sore ni, aku pamit dulu aja ya… Asalamu’alaikum.” Tyo pun segera pulang dengan seribu Tanya “kok bias mas Arif… dan juga kenapa harus mas Arif… kenapa… dan kenapa…
***
Semenjak kejadian itu, kini Tyo tidak begitu lagi memperhatikan masalah cewek, apalagi sampai ngejar-ngejar cewek, seolah dia sudah jenuh dengan masalah cewek yang begitu ribet dan kadang bikin sakit hati. Kini dia kembali fokus terhadap kuliahnya. Apalagi bapaknya pernah menjajikan apabila dua semester berturut-turut Tyo berhasil mendapatkan IP (indek prestasi) yang terbaik Tyo akan dihadiahi sepeda motor VIXION baru yang sudah lama dia impikan. Meskipun target itu cukup berat atau bahkan mustahil, namun Tyo adalah sosok yang tak semudah itu menyerah. Kata Hany temen satu kelompoknya Tyo adalah sosok yang sangat perfeksionis. Itu artinya setiap ngerjain sesuatu, termasuk tugas kuliah Tyo selalu ingin lebih baik dan sempurna dibanding teman-temannya.
Namun di akhir semester Tyo dan teman satu kelompoknya mengalami masalah dengan tugas yang dihadapi. Tugas itu adalah membuat rekaman dengan berbagai logat bahasa daerah. Yang menjadi masalah adalah dalam kelompok itu semuanya adalah anak sekitar Solo. Jadi bahasa mereka sama. padahal dalam pembuatan tugas tersebut setiap anak dituntut untuk tidak hanya hafal kata-katanya saja namun juga harus bisa dan mahir dalam pengucapannya.
Di tengah kebuntuan itu mereka sering bertengkar dalam setiap latihan, karena mereka mempunyai pandangan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Apalagi saat itu ada beberapa anak yang tidak rutin mengikuti latihan dengan berbagai alasan. Jadi tak heran kalau suasana kelompok jadi lebih horor dan menegangkan. Untung saja dalam suasana yang genting itu mereka sepakat untuk meminta salah satu dari teman untuk membantu. Haning pun mengusulkan Yanti yang kebetulan anak Tegal dan rumayan dekat dengannya. Tidak membuang-buang waktu mereka pun segera menemui Yanti dan mengajaknya dengan agak sedikit memaksa. Awalnya Yanti hanya bisa membantu mencari kata-kata yang bisa dimasukkan dalam dialog naskah rekaman saja, misalnya kata godong bodin yang artinya daun singkong, kata godong tropong yang artinya daun bawang, dan sebagainya. Namun karena mereka bukan anak asli Tegal, meskipun mereka latihan berkali-kali tetap saja logat mereka tetep logat Solo dan belepotan menirukan logat asli Tegal.
Hari rekaman pun akhirnya tiba, namun tetap saja persiapan mereka belum matang, dan masih banyak kendala. Pagi itu mereka berkumpul di lobi Gedung E FKIP UNS. Di situ mereka sibuk latihan dan mempersiapkan naskah dialog. Tapi ternyata naskah baru yang sudah mereka rapikan belum di print dan masih tersimpan dalam disket. Mereka segera mencoba geprint naskah itu di rental komputer, tapi ternyata disket itu eroor dan tidak bisa digunakan lagi. Mereka pun panik dan tidak ada jalan lain selain pulang lagi untuk mengambil soft file yang baru. Dalam situasi tersebut, karena terlalu lama menunggu beberapa anggota kelompok mereka pun tidak sabar menunggu dan memutuskan untuk pulang. Tinggal Tyo yang masih menunggu sendirian di lobi Gedung E.
Setelah beberapa jam Tyo menunggu, akhirnya Haning dan Ragil yang saat itu mengambil naskah dari rumah pun datang. Tapi karena Haning melihat ada beberapa anggota kelompok yang pulang, Haning yang mempunyai watak temperamental pun sontak marah-marah kepada Tyo. Haning memarahi Tyo karena Tyo mengijinkan anggota kelompoknya pulang sebelum Haning dan Ragil sampai. Tyo hanya bisa diam mendengar omelan Haning sambil sesekali memberikan sedikit argument agar kemarahan Haning sedikit mereda. Mereka kini hanya tinggal ber tiga. Namun karena tugas itu harus dikumpulkan besuk maka mau tidak mau tugas itu harus selesai. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk minta bantuan kepada Fery dan Yanti yang kebetulan bersedia untuk membantu.
***
Ada yang aneh dengan Tyo semenjak kejadian itu. Karena tak disangka semenjak kejadian itu diam-diam Tyo memendam rasa kepada Yanti. Rasa itu muncul karena Tyo simpati dan kasihan kepada Yanti yang harus berjalan setiap pagi dengan jarak yang rumayan jauh dari kos ke kampus. Tyo pun simpati dengan Yanti karena di mata Tyo, Yanti adalah sosok wanita yang sangat tegar, namun pemalu dan cenderung menutup diri. Dalam kegiatan sehari-hari Yanti lebih sering menghabiskan waktu sendirian di perpus untuk membaca buku dibanding ngobrol-ngobrol dengan temannya. Bahkan Yanti seperti nggak punya teman dan dianggap aneh oleh teman-temannya. Namun yang jelas saat itu Yanti sangat berjasa menyelamatkan kelompok Tyo dan rela meluangkan waktu seharian untuk membantu rekaman.
Semenjak Tyo pertama kali mengantar Yanti sampai di depan kos, rasanya ada yang beda, Tyo berangan-angan “seandainya aku bisa mengantarnya masuk kuliah tiap pagi…, seandainya aku bisa mengantarkannya pulang setiap hari…, seandainya aku bisa jadi pacarnya… pokoknya seandainya dan seandainya yang ada di benak Tyo saat itu. Tyo merasa kasihan kepada Yanti. Tapi kan Yanti kata Hany udah punya pacar di Tegal sana, kayaknya nggak ada harapan bagi Tyo. Tapi Tyo pantang menyerah. “ya tapi kan minimal bisa jadi temen deketnya, biar bisa bantu kalau dia kesulitan atau sekedar ngehibur dia dengan lelucon yang gombal dan menggelitik disaat dia sedih.”
Meskipun agak aneh tapi Tyo cukup tertarik dan antusias menjalin hubungan dengan Yanti. Itupun cuma sekedar jadi temen dan hanya lewat sms. Namun walo cuma lewat sms terkadang tak jarang Tyo memberikan sms mesra untuk merayu Yanti. Entah karena takdir atau apa, hubungan mereka berdua seolah direstui oleh Tuhan, karena pada awal semester tiga tak disangka dan tak diduga Hany dan Yanti ikut ke dalam kelompok Tyo sebagai anggota baru setelah salah satu anggota kelompok mengundurkan diri dari perkuliahan.
Mereka pun semakin dekat, walau setiap ketemu mereka jarang ngobrol dan masih malu-malu, namun hal itu tidak berlaku dalam setiap kata dalam smsnya, karena dalam sms mereka seolah sudah sangat akrab dan cukup mesra. Tapi agaknya sms Tyo yang semakin intens mulai mengganggu hubungan antara Yanti dengan pacarnya, sampai pada suatu hari sms Tyo dibaca oleh pacar Yanti dan Yanti pun dimarahi pacarnya dan disuruh menghentikan hubungannya dengan Tyo.
Tyo lantas segera menyadari kesalahannya yang sudah mengganggu pacar orang lain. Semenjak itu, sudah seminggu lebih Tyo tidak lagi smsan dengan Yanti begitu pun juga sebaliknya. Namun karena Tyo sudah terlanjur jatuh cinta kepada Yanti akhirnya Tyo tidak tahan dan kembali memberanikan diri untuk memulai lagi smsan dengan Yanti. Tapi entah kebetulan atau entah apa Yanti malah menangis sambil memberi kabar kalau dia sudah putus dengan pacarnya. Sebenarnya walau itu yang Tyo harapkan, namun Tyo tidak lantas senang. Tyo juga merasa bersalah, karena seolah Tyo yang menjadi dalang putusnya hubungan Yanti dengan pacarnya. Namun kata Yanti Tyo tidak ada hubungannya dengan putusnya hubungan itu.
Melihat kondisi itu, Tyo mencoba menghibur dan menenangkan hati Yanti yang sedang gundah, Tyo hanya bisa menemani Yanti lewat sms dan sesekali mengajaknya bercanda saat berkumpul satu kelompok atau saat sedang mengerjakan tugas bersama. Ada tugas klompok yang menjadi kenangan yang tak terlupakan antara Tyo dan Yanti. Pada saat pembuatan tugas akhir semester mereka berduet menyanyikan lagu yang mereka beri judul “HILANG” yang diaransemen langsung oleh Yanti dari lagunya Aca Irwansyah. Berhari-hari mereka latihan bersama di rumah Ragil dengan diiringi melodi gitar oleh saudara-saudara Ragil.
Kebetulan setiap kali pulang latihan dari rumah Ragil, Yanti selalu mau diboncengin Tyo untuk pulang ke kos dengan sepeda motor TANDER hitam kepunyaan Tyo saat itu. Sembari menyetir melewati hamparan persawahan menjelang senja, dengan sangat pelan-pelan dan berharap supaya tidak cepat melepaskan moment itu, Tyo banyak ngobrol dengan Yanti yang membut mereka semakin dekat dan akrab.
Tidak selang beberapa lama Tyo pun akhirnya memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya kepada Yanti kalau selama ini sesungguhnya dia kagum dan sayang bangets kepada Yanti serta ingin jadi pacar Yanti. Yanti tidak semudah itu menerima Tyo untuk jadi pacarnya. Namun berkat kegigihan Tyo, akhirnya Tyo diterima menjadi pacar Yanti setelah Tyo memberanikan diri untuk mengutarakan secara langsung mengenai isi hatinya kepada Yanti. Kenangan yang tak terlupakan itu bertempat di kos melati sekitar bulan Oktober 2008 dengan bayang-bayang resiko ditolak untuk kesekian kalinya. Akhirnya dalam seumur hidupnya baru pertama kali Tyo mendapatkan pacar. Sejak hari itu Tyo pun berjanji akan setia dan sayang sama Yanti sampai dirinya meregang nyawa menghembuskan nafas terakhir.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar