EPISODE 7
“suster kamar pasien yang barusan kecelakaan namanya Bagas Pratama” Tanya Yongki yang sudah gugup karena udah dari tadi dia bingung menenangkan Anez yang terus-terusan nangis selama diboncengin ke Rumah Sakit.
“Bugenvil nomor 3A”
Tanpa babibu langsung saja Yongki yang tanpa disadari sedari tadi menggandeng Anez berlari ke sebuah lorong panjang putih dengan bau-bauan obat dimana-mana.
Setelah menemukan kamar Bagas, Yongki mempersilakan Anez masuk duluan. Lagi-lagi Anez tergugu melihat pemandangan yang ngilu, lidah Anez kelu dan tak bisa berkata-kata lagi hanya mampu meneteskan air mata. Dea adik Bagas yang sudah tenang karena dari tadi dia menangis terus sedih melihat kakaknya terkapar tak berdaya, kembali menderu dan merangkul Anez dengan erat, kini suasana di kamar VIP itu seperti di kamar mayat, seolah-olah mereka telah ditinggal Bagas selama-lamanya, padahal Bagas hanya koma yang dengan mukjizat Allah bisa sembuh.
Yongki tak kuat lagi menahan haru yang dari tadi berdiri di pintu langsung masuk menenangkan Dea dan Anez. Orang tua Bagas yang tinggal di Bekasi belum datang mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sampe-sampe anaknya yang sedang bertaruh nyawapun tidak mengusik nurani mereka. Memang sudah lama Bagas tinggal berdua bersama adiknya Dea dan ditemani Bi Imah pembantu rumah tangga yang sudah dianggap ibu sendiri oleh Bagas dan Dea juga Pak Bahri supir yang sudah setia bekerja di keluarga Pratama 25 tahun jauh sebelum Bagas lahir, dengan setia Pak Bahri mengantar jemput Dea ke sekolah dan kemanapun Dea pergi.
“udah deh…ga usah nangis. Tar cantiknya luntur lho…” Yongki berusaha menghibur mereka.
“ga lucu Ki…” jawab Anez dengan ketus yang masih berlinang air mata.
“ya udah sekarang kita makan yuk, Dea dah maem blum? Mau abang Yongki suapin?” Dea hanya tersenyum, Yongki senang akhirnya Dea bisa tersenyum, tapi Yongki masih khawatir sama Anez yang duduk di sebelah Bagas dan dengan setia memegangi tangan Bagas, Anez masih menitikkan air matanya meskipun sudah agak berkurang dibanding tadi.
Yongki memegangi pundak Anez dari belakang.
“udah deh Nez, Bagas tuh cuma lagi tidur aja, dia lagi istirahat karna cape kemaren kan kita begadang rembugin camping di Tawang Mangu”
“Ki…makasih ya, kamu dah hibur aku tapi maaf aku lagi ga pengen becanda, mending kamu ajak Dea aja makan di luar biar aku yang nemenin Bagas, oya Ortunya mana?”
“mama sama papa belum bisa dateng” Dea menjawab dengan nada ketus. Dea kadang sebel sama mama papanya yang sibuk banget, lebih mentingin bisnisnya dari pada anak kandungnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar