Jumat, 07 Mei 2010

PENERAPAN BELAJAR SEPANJANG HAYAT DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses untuk menuju pendewasaan, dimana untuk mewujudan pendidikan yang optimal diperlukan berbagai jenis pendidikan, tidak hanya terpancang pada pendidikan formal saja. Melainkan juga diperlukan pendidikan informal dan non formal. Karena sejatinya pendidikan itu merupakan suatu proses yang komplek dimana kesemuanya merupakan satu kesatuan. Begitu pentingnya pendidikani inilah yang melatarbelakangi penulis dalam menyusun makalah ini.
Dewasa ini perwujudan masyarakat belajar belum ada peningkatan seperti yang diharapkan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang merata, yang melingkupi semua lapiasan masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM. Dalam upaya ini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu sendiri. Karena tanpa kedasaran dan kerjasama masyarakat, perwujudan masyarakat belajar tidak akan tecapai. Karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah, melainkan dari kesadaran masyarakat untuk belajar antara lain melalui membaca, internet, pengalaman, dan lain-lain.
Penerapan belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar sangat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas SDM. Dengan peningkatan tersebut, harkat dan martabat masyarakat dapat terangkat dimata dunia. Oleh sebab itu perlu adanya kemerataan pendidikan yang tidak hanya didapat dari sekolah, namun juga dapat terwujud dalam perpustakaan umum untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Penulis dalam makalah ini akan membahas tentang”Penerapan Belajar Sepanjang Hayat dalam Mewujudkan Masyarakat Belajar” yang dibatasi oleh beberapa masalah seperti berikut :
1. Apa itu belajar sepanjang hayat?
2. Bagaimana masyarakat belajar itu?
3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat belajar?

C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa pengetian belajar sepanjang hayat.
2. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat belajar itu.
3. Unutuk mengetahiu upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkan masyarakat belajar.





















BAB II
PEMBAHASAN

A. Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan merupakan suatu upaya sadar manusia untuk mendewasakan anak. Secara umum Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandungi unsur-unsur pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang memerlukan pendidikan
Beberapa pendapat pakar tentang pendidikan :
1. Crow and crow mengartikan pendidikan sebagai proses dimana penaglama atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses belajar.
2. John Dewey ( Pandangan pakar pendidikan dari Amerika) berpandangan bahwa pendidikan ialah satu proses membentuk kecenderungan asas yang berupa akaliah dan perasaan terhadap alam dan manusia
3. Prof. Horne (tokoh pendidik di Amerika), berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses abadi bagi menyesuaikan perkembangan diri manusia yang merangkumi aspek jasmani, alam, akliah, kebebasan dan perasaan manusia terhadap Tuhan sebagaimana yang ternyata dalam akliah, perasaan dan kemahuan manusia.
4. Herbert Spencer, (ahli falsafah Inggeris (820-903 M)), mengatakan bahwa pendidikan ialah mempersiapkan manusia supaya dapat hidup dengan ke hidupan yang sempurna.
Pada hakikatnya pendidikan diperoleh melalui proses yang terdapat didalam suatu masyarakat dan individu didalamnya. Sehingga pendidikan itu tidak hanya berupa pendidikan formal yang diperoleh di lembaga pendidikan saja tetapi lebih bersifat menyeluruh yaitu adanya pendidikan informal dan non formal yang sebenarnya membantu tercapainya kesuksesan pembentukan kedewasaan anak. Semua ini karena pada dasarnya pendidikan formal informal, dan non formal merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan sehingga terdapat kersinambungan yang tidak bisa terpisahkan dalam kaitannya untuk menciptakan manusia yang sempurna dalam hal penguasaan iptek dan pengoptimalan potensi.
Hakikat belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup atau yang lebih dikenal denagan istilah life long education dan life long learning, bukan mendapat pendidikan seumur hidup. Dalam GBHN termaktub: “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”. Ini berarti bahwa setiap insan di Indonesia dituntut untuk selalu berkembang sepanjang hidupnya. Oleh karean itu, masyarakat dan pemerintah harus menciptakan suasana atau iklim belajar yang baik, sebab pendidikan formal bukanlah satu-satunya tempat untuk belajar.
Pendidikan seumur hidup disebabkan oleh munculnya kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan yang terus tumbuh dan berkembang selama alur kehidupan manusia, dalam arti belajar tidak ada putus-putusnya. Melalui proses belajar sepanjang hayat inilah, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara terus menerus, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan masyarakat yang diakibatkannya, dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan serta mau dan mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar sepanjang hayat (Cropley 1977:49):
1. Sadar bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat
2. Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru merupakan cara logis untuk mengatasi masalah
3. Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level
4. Menyambut baik perubahan
5. Percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru.
• Urgensi pendidikan sepanjang hayat (Drs. H, Rfuad. Ihsan 1996:44-45):
1. Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari “Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.
2. Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan problem solving terhadap fenomena tersebut. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.
3. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.
B. Mewujudkan Masyarakat Belajar
Secara fisiologis manusia adalah makhluk sosial dan makhluk pembelajar. Ini berarti bahwa setiap manusia perlu pendidikan dan perlu belajar sepanjang kehidupannya. Sebagai bagian dari tujuan pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan merupakan hak kemanusiaan setiap warga negara dan harus dipenuhi oleh negara tersebut. Hal ini seperti yang tertuang dalam UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “Negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Seperti juga yang tertuang dalam amanat Undang-Undang No. 2 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan pada masyarakat mutlak diperlukan dalam rangka mewujudkan pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan pada masyarakat dapat meningkatkan kecakapan hidup, keterampilan hidup, sikap wirausaha dan kompetensi yang dimiliki oleh manusia.
Pendidikan pada masyarakat juga memiliki beberapa karakteristik antara lain :
1. Tujuan pendidikan masyarakat adalah memenuhi kebutuhan belajar yang fungsional bagi kehidupan sehari-hari.
2. Hasil belajar dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
3. Lamanya penyelengaraan program relatif singkat tergantung pada kebutuhan warga belajar untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
4. Waktu kegiatan disesuaikan dengan kesempatan yang dimiliki warga belajar.
5. Kurikulum bervariasi dan fleksibel sesuai dengan perbedaan kebutuhan warga belajar dan potensi yang tersedia di masyarakat.
6. Kegiatan pembelajaran berpusat pada warga belajar, dengan lebih menekankan kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Kegiatan pembelajaran menekankan pada inisiatif dan partisipasi warga belajar, dengan melibatkan masyarakat sekitar.
8. Hubungan antara tutor dan warga belajar bersifat sejajar atas dasar kefungsian, dan
9. Pembinaan program dilakukan secara demokratis antara tutor warga belajar, dan pihak lain yang berpartisipasi.
Adapun untuk mewujudkan masyarakat belajar ada beberapa program yang dapat dilaksanakan antara lain:
Pertama, Program pengembangan keahlian dan peningkatan kualitas pengelola lembaga pendidikan. Program ini dilaksanakan berdasarkan variasi latar belakang pengelola lembaga pendidikan, serta variasi kondisi geografis dan potensi sumber daya alam yang ada di masing-masing daerah.
Kedua, pemberantasan buta aksara. Masalah buta aksara kadang dianggap masalah biasa, padahal masalah ini sangat terkait dengan mutu suatu bangsa di mata Internasional.
Ketiga, sebagai pembentuk generasi baru yang berkarakter dan berdaya saing tinggi. Sebagai wadah dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas, berwawasan, dan berintelektual tinggi.
Keempat, sebagai pewaris budaya dari pembinaan satu tahapan dari generasi satu ke generasi berikutnya.
Program mewujudkan masyarakat belajar perlu kerjasama dari berbagai pihak baik dari masyarakat itu sendiri ataupun dari pemerintah, baik pemerintah daerah ataupun pusat. Dengan adanya kerja sama dari berbagai pihak diharapkan “mewujudkan masyarakat belajar” bukan hal yang tidak mungkin.

C. Upaya Mewujudkan Masyarakat Belajar
Untuk mewujudakan masyarakat belajar, perlu adanya strategi-strategi pendidikan sepanjang hayat. Strategi dalam rangka pendidikan sepanjang hayat itu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Konsep- Konsep Kunci Pendidikan Sepanjang Hayat
Dalam pendidikan sepanjang hayat dikenal adanya 4 macam konsep kunci, yaitu:
a. Konsep pendidikan sepanjang hayat itu sendiri.
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan sepanjang hayat diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan. Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling tua, dan adanya basis yang mendasari persekolahan konfensional.
b. Konsep belajar sepanjang hayat
Dalam pendidikan sepanjang hayat berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Jadi, istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelengaraan asas pendidikan sepanjang hayat.
c. Konsep pelajar sepanjang hayat
Belajar sepanjang hayat dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar sepanjang hayat, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong untuk belajar di seluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan sepanjang hayat sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
Dalam keadaan demikian perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka sepanjang hayat.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan sepanjang hayat
Kurikulum, dalam hubungan ini, didesain atas dasar prinsip pendidikan sepanjang hayat betul-betul telah menghasilkan pelajar sepanjang hayat yang secara berurutan melaksanakan belajar sepanjang hayat. Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan sepanjang hayat.
2) Arah Pendidikan Sepanjang Hayat
Pada umumnya pendidikan sepanjang hayat diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam pendidikan.
a. Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, kaum muda atau dewasa membutuhkan pendidikan sepanjang hayat ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa. Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.
b. Pendidikan sepanjang hayat bagi anak
Pendidikan sepanjang hayat bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Program kegiatan disusun mulai dari peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari yang telah diuraikan di atas dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan penerapan belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar adalah sebagai berikut :
• Belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup yang merupakan kebutuhan manusia dalam usaha mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dilakukan sepanjang hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu berubah.
• Masyarakat belajar (Learning Community) adalah pembelajaran yang dilakukan kepada masyarakat dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama. Masyarakat Belajar merupakan upaya untuk lebih melibatkan masyarakat dalam upaya-upaya membangun pendidikan untuk kepentingan masyarakat dalam menjalankan perannya dalam kehidupan.
• Program mewujudkan masyarakat belajar adalah pengembangan keahlian dan peningkatan kualitas pengelola lembaga pendidikan, pemberantasan buta aksara, pembentukan generasi baru yang berkarakter dan berdaya saing tinggi, membentuk pewaris budaya dari pembinaan satu tahapan dari generasi satu ke generasi berikutnya. Program ini perlu kerjasama dari berbagai pihak baik dari masyarakat itu sendiri ataupun dari pemerintah, baik pemerintah daerah ataupun pusat.
• Upaya untuk mewujudkan Masyarakat Belajar adalah:
(1) Konsep- Konsep Kunci Pendidikan Sepanjang Hayat
b. Konsep pendidikan sepanjang hayat itu sendiri.
c. Konsep belajar sepanjang hayat
d. Konsep pelajar sepanjang hayat
e. Kurikulum yang membantu pendidikan sepanjang hayat
(2) Arah Pendidikan Sepanjang Hayat
a. Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa
b. Pendidikan sepanjang hayat bagi anak

B. SARAN
Konsep tentang belajar sepanjang hayat diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk mendukung konsep ini tentang pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah. sehingga konsep pendidikan sepanjang hayat dapat terealisasikan dengan baik.

















DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2008. ” Filosofi Pendidikan masyarakat”.
http://www.glorianet.org/kolom/koloalla.html. (Diakses 16 April 2008).

Anonim. 2008. ”Pendidikan Seumur Hidup”. http://my.opera.com. (Diakses 16 April 2008).

Anonim. 2008. “Belajar Seumur Hidup”. http://gurupkn.wordpress.com. (Diakses 16 April 2008)

Roosdi Achmad Syuhada. 1988. Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Soelaiman Joesoef. 1986. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: PT Bumi Aksara.

Drs. Gino, dkk. 1999. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: Depdikbud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar